Rumah Tangga Akan Terasa Indah Jika Suami Ikut Membantu Pekerjaan Rumah Sang Istri
Konsep ‘suami yang kerja dan juga istri ngurus rumah tangga’ tentu sudah
jadi perihal yang universal di warga, walaupun raden ajeng kartini
telah sukses memperjuangkan emansipasi perempuan.
tetapi realitanya jati diri seseorang perempuan masih aja cuma berkutat
pada kasus rumah tangga. sebaliknya si suami bertugas mencari nafkah
buat anak istri.
ya, bisa jadi sebagian telah mengenali arti persamaan gender yang
sepatutnya, tetapi apa seluruh suami ingin menolong istri melaksanakan
pekerjaan rumah si istri?
kebanyakan suami di era saat ini ini seolah – olah enggan menolong istri
buat cuci piring sehabis makan malam ataupun mengepel lantai rumah yang
kotor.
dalam jiwa mereka terdapat perasaan gengsi buat ikut dan meringankan
pekerjaan istrinya. perihal tersebut bisa jadi dapat dimaklumi bila si
istri tidak bekerja dan juga cuma fokus mensterilkan rumah.
tetapi disadari ataupun tidak, pekerjaan rumah tangga yang keliatannya sepele itu nyatanya menghabiskan tenaga yang amat besar.
oleh karna itu sudah semestinya para suami menolong meringankan
pekerjaan rumah tangga si istri. paling tidak bantulah istri buat cuci
piring, memasak, mengurus anak ataupun menolong pekerjaan rumah tangga
yang lain.
sebagaimana yang telah dicontohkan oleh baginda nabi agung muhammad shallallahu alaihi wasallam.
sesuatu kala, aisyah binti abu bakar radhiallahu anhumma sempat ditanya oleh salah seseorang teman.
“apakah yang nabi jalani kala berposisi di rumah berbarengan istrinya? ”
dia menanggapi, “dahulu nabi biasa menolong pekerjaan rumah
keluarganya. ” (hr. bukhari).
menolong pekerjaan rumah keluarganya tentu aja meliputi perihal apa aja
yang boleh jadi istri perlu dorongan. contoh simpel serupa cuci baju,
menjemurkan baju, hingga pada sesi amat kecil, menyapu rumah dan juga
memandikan kanak – kanak.
perihal ini terkonfirmasi dalam hadits yang lain. sesuatu waktu, urwah
bertanya kepada bibinya aisyah, “wahai ummul mukminin, apakah yang
dikerjakan oleh rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bila dia
bersamamu (di rumahmu) ? ”
aisyah mengatakan, “ia melaksanakan (serupa) apa yang dicoba oleh salah
seseorang dari kamu bila lagi menolong istrinya, dia membetulkan
sendalnya, menjahit bajunya dan juga mengangkut air di ember. ” (hr.
ibnu hibban).
bila seseorang suami dapat meneladani perihal ini ketika berposisi di
rumah berbarengan istrinya, hingga bukan aja karakter muslimnya hendak
terus menjadi kokoh, secara psikologis, cinta istri kepada si suami pula
hendak amat bertambah, sampai – sampai istri hendak merasakan
ketentraman luar biasa.
dalam suasana serupa itu, hingga keluarga sakinah hendak terus menjadi
dekat dalam pencapaian, sampai – sampai keluarga betul – betul jadi
tempat dimana iman dan juga taqwa terus tersuburkan, sebagaimana nabi
sampaikan kalau “rumahku surgaku. ”
namun, apakah wujud menolong istri ini sebatas apa yang tersurat di
dalam hadits – hadits di atas? tentu aja tidak, namun merata, dimana
ukuran tersirat yang tercantunm wajib terus digali dan juga diupayakan
para suami kepada istri ataupun ayah kepada anak meliputi banyak
perihal.
bagaikan contoh, ketika istri merambah masa ngidam, dimana mual dan juga
muntah sering menerpanya, suami wajib muncul di sisinya buat
memantapkan moril dan juga menghiburnya.
terlebih lagi, dalam momen – momen serupa itu ungkapan verbal kalau si
suami menyayangi istri amat membagikan pengaruh positif untuk psikologi
istri.
pada masa istri baru melahirkan sampai anak berusia 6 bulan seseorang
suami pula wajib siap tidur sampai larut malam menolong tugas istri
menenangkan balita. mulai dari menimang – nimang sampai mengubah popok
bayinya di tengah malam.
jelas ini pekerjaan tidak gampang, terlebih untuk bapak muda yang baru
dikaruniai balita. seseorang teman menceritakan tentang pengalamannya
menolong istri ngurus balita di malam hari.
“yang seruunya buat mata nyeri seperti kena gas air mata waktu ubah
popok jam 1 – 4 malaam, ” ucapnya sambil tertawa senang karna dia
sanggup lewat masa tersebut dengan sukses.
terlebih lagi para suami tidak butuh terasa risih menolong aktivitas
istri, tatkala pendampingnya itu benar dalam kondisi padat pekerjaan.
terlebih lagi sekadar cuci piring, memasak air, membikin telor dadar,
sudah turut meringankan bebannya.
tetapi demikian, islam senantiasa mengendalikan gimana seluruh dapat
berjalan secara sepadan. jangan hingga atas dalih menolong istri, ibadah
terhambat.
“rasulullah, biasa melayani keperluan keluarganya, lalu kala waktu
sholat datang, dia berangkat meninggalkan sholat. “ (hr. bukhari).
sederhananya, istri pula wajib turut menolong menegaskan suami buat tidak teledor dalam ibadah.
semisal, ketika suami bangun di tengah malam karna menolong mengurus
balita dan juga ketika adzan shubuh datang, karna keletihan suami tidak
terbangun, amat baik bila istri membantunya buat bangun dan juga
bersegera mendirikan sholat.
di mari mampu diambil catatan berarti kalau sekalipun rasulullah
meneladankan dan juga menyarankan kalangan ayah menolong pekerjaan istri
di rumah, tidak berarti setelah itu istri berharap terlebih
mengandalkan dorongan suami.
karena bagaimanapun suami memiliki tugas dan juga kewajiban yang dia
tidak boleh lalai dalam melakukannya, paling utama dalam perihal urusan
sholat.
tidak hanya itu, keadaan tiap suami tidak sama. terdapat suami yang
benar cakap dalam pekerjaan – pekerjaan teknis, sampai – sampai
permasalahan whatever di dalam rumah, serupa langit – langit rusak,
genting rumah tergeser, dapat ditanganinya seorang diri.
namun, terdapat pula suami yang tidak mempunyai kapasitas serupa itu,
hingga tidak sepatutnya seseorang istri menuntut dorongan serupa mereka
yang dikaruniai allah keahlian tersebut.
di sinilah suami istri itu diucap berpasangan, karna yang istri tidak
sanggup, suami muncul menolong. dan juga, apa yang suami tidak miliki,
istri tidak padat jadwal menuntut dan juga menggerutu karenanya.
dan juga, yang tidak kalah berarti merupakan gimana bila keduanya fokus
pada kewajiban tiap – tiap, suami padat jadwal gimana supaya dapat
menolong istri, dan juga istri padat jadwal gimana taat dan juga hormat
kepada si suami.
tentu rumah tangga hendak merasa indah dan juga kehidupan senang dunia –
akhirat betul – betul dapat dialami di dalam rumah seorang diri.
catatan terakhir untuk para suami alias ayah, rasulullah berpesan,
“sebaik – baik kamu merupakan yang tersadu kepada keluarganya dan juga
saya merupakan orang yang amat baik di antara kamu untuk keluargaku. ”
(hr. abu dawud).
menolong pekerjaan istri tidaklah perihal memalukan dan juga merendahkan
wibawa suami. kebalikannya kian memantapkan jalinan dan juga
romantisme. mudah – mudahan allah bimbing kita (para suami) mampu
berbuat baik kepada keluarga.
wallahu a’lam.
( sumber: kabarmakkah. com )