Miris, Nenek Tua di Jawa Timur ini Sering Kelaparan, Cuma Minum Air untuk Pengganjal Perutnya
Sungguh
miris nasib nenek tua yang berasal dari Desa Kalibatur, Kecamatan
Kalidiwar, Tulungagung, Provinsi Jawa Timur ini. Bagaimana tidak nenek
tua ini kerap kali merasa kelaparan dan tak memiliki uang untuk belanja
bahan makanan untuk mengatasi kelaparan yang sering dirasakannya.
Namanya
Nenek tua bernama Binah ini sering kelaparan. Umurnya sudah uzur dan ia
pun hanya tinggal seorang diri. Suami dan anaknya dikabarkan sudah
meninggal dunia semuanya.
Di
masa tuanya, dia masih harus melakukannya sendiri. Namun tenaganya tak
lagi sekuat dulu lagi. Dulunya dirinya adalah seorang buruh tani yang
bekerja di sawah-sawah atau kebun milik warga lainnya.
Dari
hasil kerja di sawah atau kebun orang lain itulah dirinya dulu membawa
uang untuk membeli kebutuhan hidupnya sehari-hari. Namun sekarang, semua
itu tak bisa dilakukannya lagi. Tubuhnya sudah tua dan tenaganya tak
kuat lagi untuk bekerja.
Sekarang,
nenek Binah sudah tak bisa lagi membeli barang kebutuhan harian
khususnya beras untuk makan. Karena memang tak lagi memiliki uang.
Nenek
Binah sering kelaparan karena tak ada beras atau makanan yang akan
dimasak. Untuk mengganjal perutnya yang lapar dirinya hanya meminum air.
Ya, cuma air yang bisa dimasaknya untuk mengganjal perutnya yang lapar
itu.
Cerita
miris kehidupannya tersebut ramai dibicarakan di sejumlah media sosial,
salah satunya dibagikan di fanpage facebook, Komunitas Orang Jawa
Timur.
Nenek
Binah yang hidup sendiri tinggal di sebuah gubuk bambu berukuran 2 x 4
meter. Gubuknya sudah bolong-bolong. Kalau hujan pasti bocor.
Berikut postingan lengkap Komunitas Orang Jawa Timur
“Wanita
tua ini, sering memasak air, tanpa beras, hanya sekedar untuk
mengganjal perutnya. Ia hidup sendirian, di rumahnya yang terbuat dari
bambu, seukuran 2×4 meter, yang sudah berlobang serta lapuk kayu
penyangganya.
Binah,
begitulah panggilan akrab simbah yang sudah renta ini. Ia sudah tidak
sekuat dulu tenaganya, saat masih muda dan bekerja menjadi buruh-tani.
Ia hanya tinggal seorang-diri karena suami dan anaknya sudah meninggal-dunia.
Warga
RT 01 RW 02 Dusun Banaran Desa Kalibatur Kecamatan Kalidawir Kabupaten
Tulungagung ini tinggal di sebuah rumah yang mirip gubuk kecil berukuran
2 x 4 meter, dengan kondisi dinding bambunya sudah bolong di beberapa
bagian.
Sementara
penyangga atap rumahnya juga sudah banyak yang lapuk, sehingga sudah
mengkhawatirkan untuk ditinggali. Sebenarnya simbah memiliki anak tapi
sudah meninggal.
Mbah
Binah biasa beristirahat di dipannya yang terbuat dari bambu beralaskan
tikar plastik tanpa bantal. Seringkali ia memasak air saja tanpa ada
berasnya, hanya sekedar untuk mengganjal perutnya.”